Salah satu sindiran yang ditujukan kepada kita manusia khususnya bagi manusia yang hanya mengingat Allah dan berdoa bahkan hingga berlinang air mata tatkala susah. Sedangkan di kala senang, sebahagian kita melupakan doa dan Allah.
Padahal kalau menyadari diri sebagai hamba yang senantiasa menikmati pemberian Allah, manusia tak bisa tidak mengingatNya setiap saat dan berdoa. Bukan hanya penting di kala susah, di kala senangpun doa sangat penting untuk dipanjatkan. Apalagi tidak sedikit orang yang tiba-tiba mengalami sesuatu yang tidak diharapkannya bahkan ketika sedang menikmati kesenangan. Seperti ketika terjadi suatu bencana.
Doa juga, bisa membantu memperoleh petunjuk Allah tentang hidup yang benar dalam suasana bagaimanapun. terlebih lagi kita adalah manusia sebagai hamba-hamba yang dhaif, yang pasti tak cukup kemampuan untuk mengarungi perjalanan hidup ini dengan benar, tanpa petunjuk dari Allah. Kadangkala sesuatu yang dirasakan susah, serta-merta dianggap sebagai suatu keburukan atau kesialan. Padahal, tak jarang, kesusahan bisa mengajak setiap insan untuk lebih sabar dalam menunggu suatu proses kepada suatu keadaan yang lebih baik.
Bila di kala senang melupakan Allah dan tidak berdoa, maka tidak tertutup kemungkinan kesenangan yang dinikmati akan membuai. Juga melupakan yang seharusnya penting diingat dan mengingat apa yang seharusnya amat penting dilupakan. Makanya tidak sedikit orang yang lupa diri di kala sedang menikmati kesenangan dunia, seakan-akan tiada akhirnya. Padahal tanpa disadari, saat itulah sedang masa-masa menurun dalam hidupnya. Bukan hanya menurun kemampuan dan kemauan untuk berpikir, tetapi juga menurun taraf keimanannya.
“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia kembali melalui jalannya yang sesat, seolah-olah dia tidak pernah berdo’a kepada Kami untuk menghilangkan bahaya yang telah menimpanya” (QS. Yunus: 12).
No comments:
Post a Comment