Aneh dan Unik namun kreatif dan inovatif serta patun untuk diacungi jempol dan dijadikan contoh oleh seluruh warga apa yang telah ibu-ibu di RT 38 Kelurahan Pelita, Samarinda, Kalimantan Timur, lakukan. Dalam enam bulan terakhir setiap minggunya berkumpul di sore hari untuk arisan sampah. Tak seperti arisan biasanya. Ibu-ibu ini membawa sekarung sampah kering ke tempat arisan yang dikenal dengan nama Bank Ramli yang merupakan kependekan dari Bank Ramah Lingkungan.
Menurut Sri Sunarti, Koordinator Bank Ramli, ibu-ibu cukup membawa sampah untuk membayar arisan ini. Meski pada awalnya tak diminati, setelah berjalan lebih dua bulan, kini anggota arisan mencapai 65 orang.
Sampah seperti botol air mineral, koran bekas, kardus serta kaleng-kaleng minuman dan susu yang mereka bawa ditimbang terlebih dahulu dengan memisahkan jenisnya. Hasil penimbangan sampah itu kemudian dirupiahkan dan dicatat di buku rekening masing-masing. Sebagian dari penjualan sampah itu, yakni sebesar Rp3.000 digunakan untuk arisan. Jika terdapat lebih, ditabungkan ke rekening.
Sampah-sampah yang telah dikumpulkan oleh ibu-ibu itu kemudian dijual kepada pengumpul barang bekas. Dalam setiap dua minggunya hasil penjualan itu berkisar antara Rp700 ribu hingga Rp1 juta.
Setelah urusan penimbangan dan pencatatan sampah selesai, acara ditutup dengan mengkocok nama yang memperoleh arisan. Setiap kali arisan biasanya dua hingga lima nama akan keluar menerima uang arisan yang besarannya mencapai Rp30 ribu.
Menurut Sumarni, warga peserta arisan, sebelum ikut arisan, sampah itu biasanya hanya dimasukkan ke kantong dan dibuang ke TPS. Tapi sekarang mereka mulai belajar memilah sampah untuk dijual ke Bank Ramli. Hasilnya, selain lingkungan menjadi bersih, juga cukup untuk menambah kebutuhan dapur.
Dari pengakuan ibu-ibu itu, setiap kali menyetorkan sampah, mereka akan mendapat Rp10 ribu hingga Rp15 ribu. Jadi dalam sebulan biasanya mereka bisa menabung antara Rp40 ribu hingga Rp50 ribu.
Saat ini di Kelurahan Pelita, khususnya ibu-ibu, mulai giat mengelola sampah sebagai tambahan penghasilan untuk keluarga. Selain untuk arisan, sampah plastik mulai dijadikan bahan pembuatan tas, topi hingga taplak meja. Bahkan di kelurahan ini, sampah juga diolah menjadi bahan bakar minyak alternatif sebagai pengganti minyak tanah dan solar.
No comments:
Post a Comment