Home » , , » Berbuat Kebajikan

Berbuat Kebajikan

Barangsiapa yang datang dengan membawa kebaikan, maka baginya pahala yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan membawa kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan seimbang dengan apa yang dahulu mereka kerjakan. Al Qashash : 84

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan. Al Jaatsiyah : 15

Dan ayat - ayat yang lain didalam Al quran maupun dalam kitab - kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi dan atau Rasul-Rasul Nya, selalu berkaitan dengan kebaikan dan kejahatan , Karma dan darma selalu berjalan berdampingan yang mana didalamnya terdapat hukum sebab akibat atau aksi dan reaksi.

Karma ( कर्म ), ("bertindak, tindakan, kinerja")  adalah konsep "aksi" atau "perbuatan" yang dalam agama  dipahami sebagai sesuatu yang menyebabkan seluruh siklus kausalitas  yang disebut "samsara". Konsep ini berasal dari India kuno dan dijaga kelestariannya di filsafat Hindu, Jain, Sikh dan Buddhisme.  Dalam konsep "karma", semua yang dialami manusia adalah hasil dari tindakan kehidupan masa lalu dan sekarang. Efek karma dari semua perbuatan dipandang sebagai aktif membentuk masa lalu, sekarang, dan pengalaman masa depan. Hasil atau 'buah' dari tindakan disebut karma-phala.

Karena pengertian Karma adalah pengumpulan efek-efek (akibat) tindakan/perilaku/sikap dari kehidupan yang lampau dan yang menentukan nasib saat ini, maka karma berkaitan erat dengan kelahiran kembali. Segala tindakan / perilaku / sikap baik maupun buruk seseorang saat ini juga akan membentuk karma seseorang dikehidupan berikutnya.

Sedangkan Dharma adalah jalan kehidupan yang berlandaskan kebenaran dalam filsafat agama-agama yang berasal dari Anakbenua India, yaitu Hindu, Buddha, Jainisme, dan Sikhisme. Agama-agama tersebut terkenal sebagai kelompok Agama Dharma atau Agama Dharmik. Jati dharma adalah dharma yang dianut menurut kelahirannya. Kula dharma adalah dharma yang dianut menurut keluarga.

Manusia senantiasa memiliki kekuatan, ambisi, peluang dan kesempatan serta pilihan untuk berbuat jahat ataupun berbuat baik. Perbuatan baik telah dirumuskan oleh moralitas, adat, hukum dan agama serta sejarah kehidupan manusia. Manusia tinggal menggalinya kembali dengan segenap potensi pemikiran dan kehendak yang ada. Perbuatan baik selamanya tidak akan pernah menimbulkan kerugian bagi manusia. Justru seluruh manusia berada dalam kerugian, kecuali yang beriman, beramal sholeh, benar, sabar dan selalu saling menasihati. Artinya tanpa perbuatan baik, manusia akan merugi.

Bila kita membiasakan diri untuk berbuat kebaikan dan kebenaran, maka diri kita akan diikatkan dengan keuntungan dan keberkahan. Allah dan hamba-hambaNya yang bertakwa akan senantiasa menghargai dan mendukung setiap perbuatan yang baik. Terkadang manusia tidak menghargai perbuatan baik dan selalu memiliki kecenderungan untuk berbuat salah, menolak beriman dan beramal sholeh. Tidaklah rugi kepada mereka kita tetap berbuat baik dan benar, sekalipun karena kecenderungannya itu mereka memperolok kita.

Di sini kita harus mampu membuka diri untuk menerima dan mensuport suatu gerakkan dakwah yang lebih jelas arah dan misinya dalam membenahi umat Islam. Inilah intisari dari suatu upaya berbuat baik. Bahwa kita tidak hanya berbuat baik semata-mata dengan kualitas yang sama dari waktu ke waktu, namun juga berupaya meningkatkan kualitas kebaikan itu sekalipun harus menerima gagasan dan gerakan dakwah atau perjuangan golongan yang berbeda organisasi dengan kita.

Semangat berjuang dan berkorban harus berbarengan dengan ketangguhan untuk bertahan dalam proses yang kadang berat untuk dilalui, juga harus tangguh dalam menerima kenyataan pahit, hinaan dan fitnah. Semua level-level kejiwaan ini merupakan kenyataan sistematis yang akan terus menjadi pengerak diri kita untuk berbuat kebaikan dalam ranah seluas-luasnya.

Jika kita mengubah haluan gerak hidup, jangan berharap dunia ini menjadi sarana kebaikan kita. Artinya jika kita berniat bahwa berjuang adalah untuk mendapatkan harta, bukan merupakan suatu pengabdian kepada Allah, dunia ini tidak akan memberikan kenikmatan yang sempurna dan yang sebenarnya kepada kita. Banyak sekali manusia yang akhirnya kecewa dengan gagasannya sendiri dalam upayanya mencapai kebahagiaan dan kebaikan yang dicita-citakan. Dikarenakan gagasan mereka tidak didukung oleh inti kebaikan yang sejati yakni keimanan dan pengabdian kepada Allah Subhanahu Wata'ala.

Sebab itu persyaratan untuk menjadi yang baik dan tetap baik, perlu suatu keseimbangan dan kelurusan dalam hal tujuan, proses dan tenaga penggerak jiwa yang mengarahkan kita menuju tujuan tersebut. Marilah kita menyadari bahwa hidup yang bermakna adalah hidup yang diprosesikan untuk kebaikan. Kebaikan yang handal untuk mencapai kebahagiaan hidup adalah kebaikan yang jelas arahnya, tangguh dalam menghadapi tantangannya, tidak melenceng dari jalan yang benar, dan terus meningkat kualitas dan kuantitasnya. Semakin banyak manusia yang bisa kita gerakkan untuk kebaikan dan membebaskannya dari keburukan dan kejahatan.

Kebaikan itu adalah berupa keimanan kepada Allah dan amal sholeh yang keluar dari ilmu, hati yang ikhlas dan berorientasi Lillahi Ta’ala. Yang dimaksud dengan Ilmu adalah Teladan Rasulullah SAW. Kedatangan Rasululloh ibarat kemunculan gerakkan perbaikan umat manusia, setelah sebelumnya umat manusia berada dalam cahaya kebenaran dengan di bawah bimbingan para Rasul, namun kemudian terselimuti kabut kesesatan yang membuat wajah peradaban manusia semakin terpuruk di semua lini, semua etnis serta bagian muka bumi yang dihuni manusia. Kedatangannya menjadi suatu cahaya benderang yang mengantarkan manusia pada keagungan peradaban, ilmu dan nilai-nilai kehidupan yang luhur dan terpraktekkan. Seluruh sepak terjang Rasululloh dengan misinya Tauhid dan Visinya berupa Islam, manusia sempai kepada derajat-derajat yang selalu diimpikan oleh para pemikir dunia di sepanjang zaman.

Rasululloh adalah sosok makhluk terbaik yang diciptakan Allah di alam semesta ini. Beliau adalah bagaikan cahaya di tengah umat manusia, yang menuntun manusia menemukan cahaya Ilahi dan kebahagiaan kehidupan. Beliau tampil sebagai wahyu Allah yang berjalan di muka bumi, agar manusia mengambil keteladanan darinya. Berbagai sisi kebaikan yang bernilai luhur dan memuncak dalam batas-batas kemanusiaan, yang artinya dapat ditiru oleh manusia di generasi setelahnya, telah beliau tampilkan dan beliau ajarkan kepada umatnya. Di sepanjang hidupnya, beliau isi waktu demi waktu, segmen demi segmen dengan perbuatan, orientasi, ucapan yang bermata air dan bermuara kepada kesadaran akan keberadaan Allah Swt. Kesadaran yang demikian itu merupakan suatu pusaran kebaikan. Kualitas kehidupan yang terbaik adalah apabila segenap perbuatan itu bernilai Lillahi Ta’ala.

Peran perbuatan yang bernilai Lillahi Ta’ala adalah munculnya pelanjut risalah Islam yang terus menerus tumbuh di setiap abad kehidupan manusia. Pada masanya terkadang Umat ini berada di atas puncak peradaban manusia. Seluruh cabang-cabang pengetahuan berada dalam genggamannya, seiring dengan kekuasaan atas politik, filsafat, teknologi dan peradaban. Sehingga sejarah kemuliaan dan keemasan manusai dibalut dengan Islam. Dan terkadang umat ini terpuruk seperti keadaannya saat ini. Hampir semua bangsa menjajah umat ini. Namun nilai-nilai perbuatan baik dan ajaran intisari Islam tidak pernah hilang begitu saja. Sehingga manusia sebenarnya dapat kembali dan tetap dalam perbuatan yang baik dan mulia. 

"Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu" Al Maa'idah : 48

Wallahu A'lam



Share this article :

No comments:

Post a Comment

PD

Popular Post

Followers

 
Support : Copyright © 2011. Duniaku Bukan Duniamu - All Rights Reserved
Template Modify and Proudly powered by Free Blog